Senin, 11 Maret 2013

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA: Silahkan Pesan Mie Sehat dan Murah di Surabaya

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA: Silahkan Pesan Mie Sehat dan Murah di Surabaya: MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA , merupakan mie andalan yang paling top dikalangan masyarakat surabaya. baik dikalangan orang tua maupun ka...

Silahkan Pesan Mie Sehat dan Murah di Surabaya

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA, merupakan mie andalan yang paling top dikalangan masyarakat surabaya. baik dikalangan orang tua maupun kawula muda.

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA, memiliki beraneka ragam mie yang dapat diracik dengan bumbu-bumbu spesial atau dapat di olah dengan resep-resep selera nusantara.

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA, di buat dengan standar nasional Indonesia, higienis, halal dan toyibah.

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA, dapat di nikmati oleh seluruh rakyat Indonesia karena kami siap mengantarkan mie sehat dan murah ketempat saudara semua.

MIE SEHAT DAN MURAH DI SURABAYA, memiliki beberapa macam diantaranya mie telor, mie sayur, dan bihun jagung.



Bila anda semua ingin memesannya, silahkan hubungi kami   :
Atas nama  : Mbak Dian
Alamat        : Jl. Darmo Indah Asri AD-37, Surabaya-JATIM
Telp             : (031) 70090274
HP               : 0856-3333-080
Email          :diansaladin1984@gmail.com
                      diananggraini1984@yahoo.co.id
Fb                :dian anggraini


Note. *Kami siap selalu menunggu pesanan saudara dalam 24jam.
          *Pesanan bisa dalam jumlah besar maupun kecil

Jenis-jenis Mie di Pasaran

Jenis-Jenis Mie yang Ada di Pasaran, Mumpung akhir pekan dan lagi santai, bolehlah menulis dan menshare tentang makanan, hal yang ringan, nikmat dan menyenangkan. Salah satu makanan yang paling digemari adalah mie, kita mungkin hampir seminggu sekali mengonsumsi jenis makanan ini. Selain karena kelezatannya, mie juga praktis dalam memasak. Tapi tahukan anda jenis-jenis mie itu sendiri yang ada di pasaran, berikut jawabannya:

  1. Mie Kuning, Mie ini berwarna kuning, dan terbuat dari adonan terigu dan air. Mie ini ada yang berbentuk kering dan juga basah. Untuk jenis mie basah sendiri anda 2 jenis yaitu: Mie basah mentah (biasa digunakan untuk mie ayam dan dilumuri dengan tepung) dan Mie basah matang (biasa digunakan untuk mie soto dan mie kocok, dan biasanya dilumuri dengan minyak). Jika adonan mie kuning telur ditambahkan bahan telur, mie ini biasa disebut dengan Mie telur.
  1. Mie Putih, Mie ini berwarna putih, bahan bakunya terbuat dari tepung beras dan air. Jika bentuk mie tersebut bulat kecil, dikenal orang dengan nama Mie bihun. Dan apabila mie tersebut berbentuk pipih dan lebar, orang mengenal dengan nama Mie kuetiau. Dan ada juga mie putih yang terbuat dari pati kacang hijau, dikenal dengan nama Mie suun, warnanya lebih bening dan transparan.
Demikianlah jenis-jenis mie, semoga bermanfaat dan baca tips kuliner sebelumnya yaitu manfaat dan kegunaan zat formalin. Terima kasih.

Sejarah Mie Kering

Mie kering adalah sejenis Mie yang dipanggang sampai benar-benar kering dan disiram dengan kuah kental panas yang berisi ayam, udang, bakso, kol, wortel dan sawi. Jenis makanan ini merupakan makanan khas tradisional Makassar dari resep kuno Cina.
Bermula dari resep tradisional China yang dikenal dengan I Fu Mie yang kemudian dikembangkan oleh warga Tionghoa Makassar, dengan cita rasa bawang putihnya yang pekat maka makanan Mie Kering ini akhirnya menjadi makanan popular yang merupakan kegemaran bagi banyak orang.
Dari berbagai referensi, sejarah Mie kering di Makassar berawal dari seorang keturunan Tionghoa bernama Ang Kho Tjao. Makanan ini diperuntukkan bagi sesama warga tionghoa yang ketika itu dilokalisir disebuah kawasan pecinan. Karena pemukiman itu berbaur ditengah warga pribumi, sajian Mie Kering Ang kho Tjao dengan cepat menjadi populer. Mie Kering Ang Kho Tjao menjadi sajian masyarakat umum yang paling digemari. Setelah meninggal, resep masakannya kemudian menurun ke anak-anaknya yaitu Hengky, Awa dan Titi.
Ketiga anak Ang Kho Tjao masing-masing membuka kedai sendiri dan sampai saat ini menjadi popular di Makassar. Kedai milik Titi yang paling digemari sehingga nama mie kering ini akhirnya diidentikan menjadi Mie Titi. Di Makassar, pada umumnya orang menyebut mie kering tersebut dengan nama Mie Titi.
Kendati saat ini mie kering sudah bisa ditemui dimana saja, namun keistimewaan Mie kering di Makassar memiliki cita rasa yang berbeda pada rasa kuahnya.  Kekentalannya dengan rasa asin dan asam yang pas serta dilengkapi kocokan putih telur tercampur rata dalam “adonan”nya. Konon resep Mie kering ini tetap masih menjadi resep keluarga almarhum Ang Kho Tjao dan hanya bisa dinikmati di Makassar. Cita rasanya sangat khas dari perpaduan resep Cina dan Bumbu Makassar yang tidak akan bisa ditemui dimana-mana bahkan di Cina sekalipun.

Minggu, 10 Maret 2013

Sejarah Mie Instan

SESUAI catatan sejarah, mie pertama kali dibuat di daratan China sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dari China, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas sampai kebenua Eropa.
Di benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke China dan membawa oleh-oleh mie. Namun, pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini.

Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya, mie juga mula-mula berkembang di sana dan diajarkan sebagai sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik.

Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara massal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di China mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962).

Sejarah Mie Instans
Barangkali, kita pantas berterima kasih kepada Mamofuku Ando, pria kewarganegaraan Jepang kelahiran Taiwan tahun 1911. Berkat kerja keras dan jerih payahnyalah maka kita sekarang ini bisa menikmati kelezatan mie instan. Makanan cepat saji dengan banyak sekali penggemar, yang masuk ke wilayah Indonesia pertama kali pada pertengahan tahun 1960-an.

Dahulu, semenjak ditinggal oleh orangtuanya, Ando kecil yang berumur (3) tiga tahun terpaksa harus membantu neneknya untuk mengurus rumah. Balita ingusan itu pun terpaksa harus mengurus dan menjaga toko milik neneknya. Belum lagi ditambah dengan tanggung jawab mengurus cucian pakaian dan memasak untuk seluruh keluarga. Hasilnya sangat positif. Ando kecil, menjadi terampil dan pandai memasak , akan tetapi ada konsekwensi yang harus diambil yaitu sekolahnya menjadi terlantar. Nilai pelajaran Ando banyak yang merah. Bahkan Ando pernah terancam tidak naik kelas.

Menjadi pedagang yang sukses adalah angan-angannya sejak masa sekolah dulu. Harta peninggalan orangtuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka-Jepang.

Usahanya dapat terbilang maju, meskipun pada masa itu pakaian rajutan hanya digunakan pada musim-musim tertentu seperti di musim dingin. Dari usahanya ini, Ando bisa kembali menyelesaikan pendidikan ke bangku sekolah menengah yang sempat terbengkalai.

Suksesnya dalam berdagang, membuatnya melebarkan sayap bisnis. Mulai dari pakaian, bahan tekstil, senjata, onderdil, hingga mesin-mesin berat.

Suatu kali, nasib buruk menimpa Ando. Ia dituduh melakukan korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil bahan baku pesawat terbang. Ia lantas dijebloskan ke sel tahanan. Setelah dua tahun masa tahanannya, ia pun dibebaskan.

Pada tahun 1956, di usianya yang ke-45, harta satu-satunya yang ia miliki adalah rumah. Kala itu, Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke seluruh wilayah Jepang yang sedang mengalami kesulitan pangan. Harga terigu menjadi sangat murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan seluruh rakyatnya untuk mengkonsumsi roti gandum dan terigu sebagai pengganti nasi.

Melihat banyak sekali orang yang melahap mie di dekat Pasar Harikyu di Osaka-Jepang, maka pikiran Ando mulai tergugah. Kenapa tidak membuat mie berbahan dasar terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie? Apalagi mie adalah makanan pokok yang dirasa sangat enak, murah, tahan lama, dan tidak terlalu sulit untuk mengolahnya.

Ide cemerlang itu kemudian bergulir di benaknya. Cuma ia tidak mau membuat mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie dengan bentuk lain yang lebih enak, lebih cepat diolah, lebih efisien, serta gampang didapat di mana-mana.

Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instan di emper (teras /beranda) rumahnya. Mula-mula adonan mie yang sudah berbentuk mie digoreng agar lebih awet, gurih dan cepat diolah. Lalu ia pun menimbang-nimbang rasa untuk kuahnya itu. Dipilihnya kuah ayam, karena rasanya yang netral dan tidak amis. Sorenya, Ando mulai membawa sekeranjang contoh mie-nya ke pasar. Ternyata seluruh mie-nya ludes terjual di hari itu juga!

Pertengahan tahun 1958. Mamofuku Ando sudah mulai kewalahan menangani pesanan. Rumahnya yang kecil, sudah tidak kuasa menampung pesanan. Ia lalu memindahkan usahanya itu ke sebuah gudang murah yang kosong di Osaka. Di sanalah Ando yang dibantu oleh keluarganya membuat mie instan. Sejak itulah, banyak perusahaan dan toko-toko besar berebut ingin menjadi penyalur mie instan-nya.

Pada bulan Desember 1958, Ando menamakan perusahaannya Nissin Food Industries. Dengan seiring dinamakannya produk mie instannya, maka orang mulai mengingat merk tersebut sebagai merk mie instan pertama yang amat digemari di Jepang.

Tahun 1960, ia membuka pabrik kedua, dan pada tahun 1961, lahirlah pabrik ketiga dan keempat yang tersebar di beberapa wilayah di Jepang. Meski mie instan sangat laris, ia tidak bosan-bosan bereksperimen untuk memperbaiki mutu dan cita rasa. Ia selalu melibatkan keluarga, teman, dan masyarakat sekitarnya untuk mencicipi mie-mie instan baru yang ia ciptakan. Cara ini ia tempuh, untuk benar-benar mengetahui selera pasar dalam menilai hasil racikan mie-nya.

Bicara tentang perbaikan mutu dan kualitas mie instan-nya, Ando bahkan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk memperkenalkan dan menjajaki selera Eropa terhadap mie instan. Untuk mempelajari kemungkinan tersebut, ia berkeliling Eropa dan Amerika Serikat tahun 1966.

Di Eropa, ia melihat orang makan mie menggunakan garpu, tanpa kuah dan memakai piring sebagai alas makan. Menyeruput kuah mie dianggap tidak sopan. Padahal, orang Jepang biasa menyeruput kuah mie yang panas berasap, ini bertujuan menambah nafsu makan, semangat, dan menghormati tuan rumah.

Ia juga mengamati ada bahan kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus memasak. Ando juga akhirnya tahu, bahwa ada "wadah" kertas sekali pakai dan kertas alumunium sebagai wadah kedap udara.

Ando pun mulai mendapatkan ilham untuk membuat mie instan dalam wadah berbahan styrofoam, yang untuk kemudian ditutup rapat-rapat dengan lapisan alumunium. Mie instan itu kemudian tidak perlu dimasak, tapi cukup diseduh saja. Supaya tidak hancur terkocok-kocok saat distribusi, kontur mie dibuat agak lebih tebal. Dan dalam kemasannya disediakan garpu untuk menyantap.

Ide ini berbuah manis. Di tahun 1970, Ando memetik sukses dengan memasarkan mie instan dengan kemasan yang efisien, dan praktis. Ando tidak hanya memasarkan mie instannya ke seluruh Asia, akan tetapi juga memasarkan mie instannya ke wilayah Amerika Serikat dan beberapa di negara Eropa. Mereka menyambut baik impor makanan dari Ando yang inovatif tersebut. Bahkan ada beberapa pengusaha Eropa yang menjulukinya "The Inovator of The Year".

Di puncak keberhasilannya, Mamofuku Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membangun dan meresmikan Foodeum Tower di Shinjuku-Tokyo. Gedung itu sangat legendaris hingga kini, dan disebut juga sebagai "Istana Mie", karena di dalamnya mempunyai banyak sekali restoran mie, tempat disko, tempat kursus/pelatihan membuat mie, dan museum mie dan alat-alat membuat mie.

Sejarah Perkembangan Mie

Perkembangan Mie Sejak 4000 Tahun Lalu dan Jenisnya

Selama bertahun-tahun, asal usul mie menjadi perdebatan. Masih simpang siur siapa yang pertama kali membuatnya. Beberapa pendapat mengatakan bahwa mie yang pertama kali dibuat di daratan Mediterania. Lain lagi mengungkapkan teknologi pembuatan mie dikembangkan di timur tengah, ada pula sebuah catatan tua yang merekam bahwa mie pertama kali dibuat saat zaman Dinasti Han di china tahun 25-200. kemudian pada tahun 2005, ditemukan mie tertua yang berumur 4000 tahun di daratan china.
Penemuan ini menjadi bukti bahwa penduduk china modern adalah yang pertama membuat mie, namun apakah teknologi pembuatannya diadopsi dari timur tengah atau tidak. masih  terus menjadi perdebatan.

Penemuan Mie Tertua Berumur 4000 Tahun

Dari Mie untuk Pasta
Banyak orang yang menyangka mie berawal dari pasta sehingga menunjuk Italia yang pertama kali membuat mie. namun, banyak sejarahwan percaya bahwa ketika Marco Polo berkunjung ke china abad ke-13, dia menyukai mie dan membawanya ke Itali dan mempengaruhi masakan di negaranya. pada kenyataanya, mie tidak menjadi makanan pokok di Itali sampai abad ke-17 dan 18.
Di benua Asia, mie tidak begitu banyak menyebar sampai kira-kira tahun 100. Pada saat tersebut, mie mulai dikenal dan disukai di beberapa negara seperti, Jepang, Korea, Vietnam, Laos, bahkan sampai negara-negara di Asia Tenggara dan Asia.

Arti Mie
Dalam budaya China, Mie adalah simbol kehidupan yang panjang. makanya mie secara tradisional sering disajikan pada acara ulang tahun dan saat Tahun Baru Cina sebagai lambang umur panjang. sehingga versi kue ulang tahun cina adalah mie ulang tahun.
Di Jepang, mie dimasukkan didalam upacara minum teh jepang dan membuat mie dianggap sebagai seni tersendiri dinegara tersebut. Mie bahkan menjadi lebih penting di jepang setelah Perang Dunia II, ketika kekurangan makanan dan hanya mie kering yang tersedia.